Melangkahlah
Pemandangan di Halilulik Desa Naitimu kecamatan Taebar kabupaten Belu luar biasa exotic. 20 km dari pusat kota Atambua. Atau sekitar 5 km dari perempatan patung Seroja.
Orang mengira indah itu di foto saat. Bagi saya, indah itu dirasakan. Perlu waktu dan perjuangan untuk merasakannya. Di Halilulik, suhu orang malam bisa mencapai 22 derajat celcius.
Semalam, 13 Juli 2018. Saya merasakan dinginnya. Dari sore hari, Saya sudah mengabadikan pemandamgan indah itu.
Memanjang kejauhan, sebuah bukit menghiasi latar foto Saya (foto 1). Tentu menjadi sebuah keindahan. Disaat saya memotretnya dengan timer kamera handphone.
Sayapun melangkah, dengan kecepatan penuh perhitungan. Karena waktu timer handphone cuman sepuluh detik.
Berjalan mundur melangkahkan kaki. Hasilnya pun mengagumkan. HP sudah diletakkan pada batu. Indah, jauh lebih indah dari yang saya harapkan.
Dari bukit ini, berjejer kuburan. Sayapun berpacu dengan waktu disaat sang surya mulai terbenam. Yah, bukit ini sedikit jauh dari permukiman. Apalagi bagi orang baru. Sedikit horor.
Untuk akses ke lokasi, jalan sudah hotmix. Kita bisa masuk dari cabang puskemas dan rumah bersalin Halilulik.
Sementara dari arah Betun Malaka, kita bisa memotret bukit itu, dari arah persawahan. Hasilnya foto 2. Indah disaat matahari terbit.
Pemandangan di Halilulik Desa Naitimu kecamatan Taebar kabupaten Belu luar biasa exotic. 20 km dari pusat kota Atambua. Atau sekitar 5 km dari perempatan patung Seroja.
Orang mengira indah itu di foto saat. Bagi saya, indah itu dirasakan. Perlu waktu dan perjuangan untuk merasakannya. Di Halilulik, suhu orang malam bisa mencapai 22 derajat celcius.
Semalam, 13 Juli 2018. Saya merasakan dinginnya. Dari sore hari, Saya sudah mengabadikan pemandamgan indah itu.
Memanjang kejauhan, sebuah bukit menghiasi latar foto Saya (foto 1). Tentu menjadi sebuah keindahan. Disaat saya memotretnya dengan timer kamera handphone.
Sayapun melangkah, dengan kecepatan penuh perhitungan. Karena waktu timer handphone cuman sepuluh detik.
Berjalan mundur melangkahkan kaki. Hasilnya pun mengagumkan. HP sudah diletakkan pada batu. Indah, jauh lebih indah dari yang saya harapkan.
Dari bukit ini, berjejer kuburan. Sayapun berpacu dengan waktu disaat sang surya mulai terbenam. Yah, bukit ini sedikit jauh dari permukiman. Apalagi bagi orang baru. Sedikit horor.
Untuk akses ke lokasi, jalan sudah hotmix. Kita bisa masuk dari cabang puskemas dan rumah bersalin Halilulik.
Sementara dari arah Betun Malaka, kita bisa memotret bukit itu, dari arah persawahan. Hasilnya foto 2. Indah disaat matahari terbit.
Komentar
Posting Komentar