EL TARI GUBERNUR NTT DAN TIMOR RAYA.
(Pilih Gubernur sekelas El Tari)
Oleh Peter A Rohi-Sejarawan Indonesia
Gubernur yang satu ini luar biasa. Saat revolusi ia menyatu dengan teman2nya membentuk Korps Marinir dan menjadi Komandan Div. Armada IV di Tegal. Ia ditugaskan pemulangan tawanan perang dari Pulau Galang ke Singapura dengan Sekoite Maru.
Coronel El Tari Governador De Nusa Tenggara Timur.
Saat terjadi Clash I pertempuran di Purwakarta dia tertembak. Untung saja dia diselamatkan anggota sekampung, Hawu Dima, diobati dengan daun sirih untuk menghentikan darah lalu dititipkan pada penduduk.
Setelah bisa bergerak ia bergabung dalam Batalyon Paradja di Yogyakarta sebagai Komandan Kompi (Div. Sebrang Diponegoro). Lagi2 dia tertembak di Pemalang Selatan.
Kolonel Alves Aldeia Gubernur Timor Portugis.
Menjabat Gubernur NTT kedua, ia meletakkan dasar kerja keras dan tidak pilih kasih di antara begitu banyak suku dan pulau di provinsi ini.
Tahun 1967 ia sebagai Piterpra Korem NTT mengunjungi Timor Portugis atas undangan. Inilah pertama kali ia jatuh cinta pada masyarakat di sini. Karena itu tak heran ketika kunjungannya pada bulan Agustus 1972 sebagai Gubernur NTT, ia disambut luar biasa. Rakyat turun dr gunung, dari pedalaman yang jauh dengn kuda menyambut Sang Raja.
Anak2 muda yg menerbitkan buletin ini: Ramos Horta (kemudian hari Presiden Timor Leste, Cristovao Santos, dan Fernando Oliveira.
Ramos Horta dan teman2nya yang masih muda sangat mengharapkan adanya perubahan. Mereka mengeluarkan Boletim Noticioso Do Centro Informcao E Turismo De Timor berukuran folio menyambut kedatangan El Tari dalam bahasa Portugis.
sedang tentang Gubernur Alves Aldeia yang diletakkan di bawahnya ditulis dalam bahasa Indonesia. Masing2 bendera dan lambang negara disertakan di sisi buletin.
El Tari sepulang dari kunjungan itu berinisiatif membuat pertukaran kesenian dan olah raga, membuat pasar bersama di Motaain desa perbatasan, Sementara Amos Pah yang bertugas di perbtasan telah melakukan pendaftaran pemuda2 yang sesaat-saat bisa dikerahkan satu dasawarsa lampau.
Buletin utuh
Inisiatif mendahului pusat ini menimbulkan kecemburuan Ka Bakin Ali Moertopo, apalagi dua tahun sesudah itu terjadi Revolusi Bunga di Portugis yang memberi kesempatan dekolonisasi.
El Tari bilang tidak perlu turunkan militer, serahkan pada dia untuk mengajak masyarakat Timor Portugis bergabung dengan pendekatan sejarah dan kultural. Toch dulu mereka juga bersatu sebelum kedatangan Portugis dan Belanda.
Tahap penggabungan itu tentu berproses. Tapi Ali Moertopo bilang soal Timor Portugis baginya adalah soal : "Once lunch time Only". Artinya hanya memerlukan satu kali makan siang dan wilayah itu jadilah milik RI.
Pusat kemudian mencurigai El Tari akan mendirikan Negara Timor Raya. Apalagi, diketahui sebagian masyarakat ingin bergabung dengan Timor, karena mereka belum mengenal Indonesia. Jakarta itu di sebelah mana Kupang?
El Tari sangat terpukul ketika rakyat Timor di bagian timur itu kemudian dibombardir dan sebagian rakyat tewas.
Timor Portugis kini lepas dari Indonesia menjadi Timor Leste. Tentu akan lain halnya apabila integrasi itu melalui pendekatan sejarah dan kultural, perlahan tapi pasti. Timor Raya dalam Indonesia. Mirip Jakarta Raya.
(Pilih Gubernur sekelas El Tari)
Oleh Peter A Rohi-Sejarawan Indonesia
Gubernur yang satu ini luar biasa. Saat revolusi ia menyatu dengan teman2nya membentuk Korps Marinir dan menjadi Komandan Div. Armada IV di Tegal. Ia ditugaskan pemulangan tawanan perang dari Pulau Galang ke Singapura dengan Sekoite Maru.
Coronel El Tari Governador De Nusa Tenggara Timur.
Saat terjadi Clash I pertempuran di Purwakarta dia tertembak. Untung saja dia diselamatkan anggota sekampung, Hawu Dima, diobati dengan daun sirih untuk menghentikan darah lalu dititipkan pada penduduk.
Setelah bisa bergerak ia bergabung dalam Batalyon Paradja di Yogyakarta sebagai Komandan Kompi (Div. Sebrang Diponegoro). Lagi2 dia tertembak di Pemalang Selatan.
Kolonel Alves Aldeia Gubernur Timor Portugis.
Menjabat Gubernur NTT kedua, ia meletakkan dasar kerja keras dan tidak pilih kasih di antara begitu banyak suku dan pulau di provinsi ini.
Tahun 1967 ia sebagai Piterpra Korem NTT mengunjungi Timor Portugis atas undangan. Inilah pertama kali ia jatuh cinta pada masyarakat di sini. Karena itu tak heran ketika kunjungannya pada bulan Agustus 1972 sebagai Gubernur NTT, ia disambut luar biasa. Rakyat turun dr gunung, dari pedalaman yang jauh dengn kuda menyambut Sang Raja.
Anak2 muda yg menerbitkan buletin ini: Ramos Horta (kemudian hari Presiden Timor Leste, Cristovao Santos, dan Fernando Oliveira.
Ramos Horta dan teman2nya yang masih muda sangat mengharapkan adanya perubahan. Mereka mengeluarkan Boletim Noticioso Do Centro Informcao E Turismo De Timor berukuran folio menyambut kedatangan El Tari dalam bahasa Portugis.
sedang tentang Gubernur Alves Aldeia yang diletakkan di bawahnya ditulis dalam bahasa Indonesia. Masing2 bendera dan lambang negara disertakan di sisi buletin.
El Tari sepulang dari kunjungan itu berinisiatif membuat pertukaran kesenian dan olah raga, membuat pasar bersama di Motaain desa perbatasan, Sementara Amos Pah yang bertugas di perbtasan telah melakukan pendaftaran pemuda2 yang sesaat-saat bisa dikerahkan satu dasawarsa lampau.
Buletin utuh
Inisiatif mendahului pusat ini menimbulkan kecemburuan Ka Bakin Ali Moertopo, apalagi dua tahun sesudah itu terjadi Revolusi Bunga di Portugis yang memberi kesempatan dekolonisasi.
El Tari bilang tidak perlu turunkan militer, serahkan pada dia untuk mengajak masyarakat Timor Portugis bergabung dengan pendekatan sejarah dan kultural. Toch dulu mereka juga bersatu sebelum kedatangan Portugis dan Belanda.
Tahap penggabungan itu tentu berproses. Tapi Ali Moertopo bilang soal Timor Portugis baginya adalah soal : "Once lunch time Only". Artinya hanya memerlukan satu kali makan siang dan wilayah itu jadilah milik RI.
Pusat kemudian mencurigai El Tari akan mendirikan Negara Timor Raya. Apalagi, diketahui sebagian masyarakat ingin bergabung dengan Timor, karena mereka belum mengenal Indonesia. Jakarta itu di sebelah mana Kupang?
El Tari sangat terpukul ketika rakyat Timor di bagian timur itu kemudian dibombardir dan sebagian rakyat tewas.
Timor Portugis kini lepas dari Indonesia menjadi Timor Leste. Tentu akan lain halnya apabila integrasi itu melalui pendekatan sejarah dan kultural, perlahan tapi pasti. Timor Raya dalam Indonesia. Mirip Jakarta Raya.
Komentar
Posting Komentar