Asinnya Garam Nataga Belum Terasa

Asinnya Garam Nataga Belum Terasa

Garam Nataga cap Otak Berlliant, produksi Koperasi Raja Laut, Sabu Raijua NTT diklaim telah dikirim ke mana - mana. Ke mana - mana, belum ada daftar tempat tujuan. 

Pemerintah telah membangun tambak ratusan hektar yang dapat berproduksi puluhan ton garam. Ratusan Tenaga kerja terserap. 

Diklaim teknologi tinggi dengan memakai Geomembran yang tak dimiliki daerah lain. Dari teknologi, tentu hasil akan bagus. Kualitas bisa dijamin.

Namun dibalik keberhasilan itu. Plastik kemasan garam Nataga ini belum terlihat di wilayah Timor daratan. Masyarakat bahkan lebih menggemari Garam Konsumsi Beryodium cap Kerapan Sapi produksi PT Sumatraco, Surabaya. 

Masyarakat di pedalaman pulau Timor tak pernah merasakan Asinnya garam Sabu Raijua ini. Di wilayah Mollo, TTS. Malaka bahkan paling dekat kota Kupang belum terasa. 

Apa yang salah. Tak ada, jika diklaim produksi berton - ton maka tentunya tau plastik kemasan garam Nataga ini seperti apa. 

Harga Garam Beryodium produksi Surabaya di Malaka Rp3000 (giga ribu rupiah) per kemasan 200 gram. Terkejut bukan! Itulah realita harga di pedang kaki lima. 

Saya pun berkesempatan membeli dengan harga demikian pekan lalu. Padahal garam Nataga lebih putih dan kemasannya 250 gram dengan eceran Rp1500. 

Tentu dibalik mahalnya harga garam di Malaka. Hematnya, ada peluang bisnis antara pemda Sabu Raijua dan Malaka. 

Garam Nataga bisa dijual ke masyarakat pedalaman Timor. Ini juga untuk membangun kecintaan masyarakat akan produk lokal serta menaikan produksi. 

Komentar