Waspada Bantuan Jelang Pilkada

Waspada Bantuan Jelang Pilkada

Kupang - Bantuan/Uang yang bagi menjelang pemilihan kepala daerah (Pilkada) adalah bayaran atas penderitaan kita. Tahun 2019, ada serangkaian pilkada serentak khusus di Nusa Tenggara Timur.

Geliat para calon sudah terlihat. Incumbent terlihat menggerakan semua mesin tim kampanye. Bantuan ke sana kemari dibagikan.

Sebelum memilih, Mari kita renungkan sebelum pergi coblos ke TPS. Buka kertas suaranya, lihat senyum tulus dan palsu mereka. Mana yang kena di hati kita coblos di itu.

Diketahui, gaji pokok Bupati di NTT tahun 2013 sebesar Rp. 3.780.000, di tambah tunjangan Operasional dan intensif berkisar  47-57 juta. Besaran ini tergantung kondisi daerah. Intensif dan biaya operasional termasuk biaya sandang dan pangan seperti air, listrik, makan minum, dll.

Contoh, bantuan solar cell atau tenaga surya. Lalu, berapa harga 1 tenaga surya? Berapa harga beras satu karung dan harga barang yang lainnya?

Mungkinkah itu diambil dari gaji bupati ataukah uang itu di ambil dari uang kita rakyat yang di belokkan tujuan pemanfaatannya? Ataukah bantuan itu dikumpul selama rakyat susah bensin, susah di jalan raya, selama kita mengeluh akan ketidakadilan?

Maukah sakit hati kita terbayar dengan bantuan, harga penderitaan kita di bayar dengan bantuan? Renungkan! Jawabannya, ambil semuanya.

Balas sakit hati/penderitaan saudara sekalian dengan memilih sesuai hati. Sekalian lagi ambil bantuan itu, jangan pilih figur pemimpin. Dengan demikian penderitaan kita akan terbayarkan dan otomatis yang memberikan bantun itu akan gila.

Efeknya, ketika kita memilih karena bantuan maka pembangunan akan tetap tersendat, penderitaan terus menghantui kita. Perubahan yang kita harapkan akan seperti mimpi. Karena apa? Pemimpin kita akan bekerja menembus biaya kampanye, membalas semua bantuan yang bagi saat kampanye.

Artinya mereka akan menggunakan formasi jurus 221 layaknya sepakbola. Dua (2) tahun membalas biaya kampanye atau bantuan, dua tahun membalas jasa kroni-kroni politik atau tim sukses, dan satu tahun saja untuk kita rakyat.

Oleh karenanya, kita pilih Pemimpin yang mau perubahan, sesuai hati Nurani. Selamat merenungkan dan siap-siap menderita kalau salah pilih.
Jangan ditipu oleh tipu muslihat yang ingin menjadi penguasa atas kita rakyat. Pemimpin di pilih untuk melayani rakyat, menyiapkan fasilitas untuk mendukung kebutuhan rakyat.

Apa yang rakyat inginkan, butuhkan, dan cita-citakan? Pilihlah pemimpin yang dapat mewujudkan itu. (Pelipus Libu Heo)

Komentar