Menggapai Mimpi dengan 'Tabah'
Oleh Pelipus Libu Heo
Pernahkah kita bermimpi? Tentu semua mempunyai mimpi. Siapa yang ingin jadi guru, pilot, dokter, polisi? itulah kisah di masa kanak-kanak bahkan sampai SD ketika ditanyakan guru kita. Mimpi akan menjadi lebih menyenangkan kita ketika melihat dan membaca buku-buku inspirasi. Adapun secara kebetulan menemukan inspirasi dan impian lewat sebuah buku.
Kita tau, ada banyak buku yang menyajikan kisah heroik dan sosok inspirasi dari tokoh-tokoh Indonesia dan dunia. Bahkan ada orang yang menemukan inspirasi dari suatu kondisi sosial yang memprihatinkan. Itulah yang telintas dalam benak perintis Taman Bacaan Harapan (Tabah Raijua).
Taman Bacaan yang berlokasi di desa Bolua Kecamatan Raijua kabupaten Sabu Raijua ini dirintis atas keprihatinan ketersediaan dan akses buku bacaan bagi masyarakat Raijua. Pengalaman para perintis saat sekolah bahwa akses terhadap buku bacaan sangat sulit dijangkau, peminjaman dan kurangnya koleksi buku menjadi alasan kesulitan.
Papan nama taman bacaan Harapan Raijua
Dengan adanya Tabah ini diharapkan akan menjadi perpustakaan yang besar, mampu menginspirasi para siswa untuk berani bermimpi besar di pulau Raijua Karena dengan membaca akan membuka wawasan berpikir anak. Meski baru dirintis awal tahun 2017 ini, Tabah akan terus berinovasi dan berbenah untuk menambah koleksi buku dengan mendorong para pemerhati pendidikan untuk menjadi donatur.
Sampai dengan 2 Juni 2017, Tabah telah berhasil menghimpun ratusan judul buku bacaan anak sekolah dan umum dari sumbangan donatur. Walau jauh di selatan NKRI, di kabupaten ke 21 Otonom baru Tahun 2008 (UU Nomor 52 Tahun 2008 tanggal 26 Nopember 2008), yaitu pemekaran dari Kabupaten Kupang Propinsi Nusa Tenggara Timur ini, Tabah tetap berbesar hati menanti uluran tangan dari semua pemerhati pendidikan.
Perintis menyadari pula, masyarakat di Pulau Raijua yang kondisi penerangan listrik 1.884 kk terlayani dari 8. 965 KK. Selain itu, mayoritas masyarakat Raijua adalah petani rumput laut atau pembudidaya. Sebanyak 5.578 orang dari 2.459 KK adalah petani.
Pulau Raijua secara administrasi, Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Sabu, Selatan bernatasan dengan Samudera Indonesia. Timur berbatasan dengan Selat Raijua dan Barat berbatasan Laut Sabu. Luas wilayahnya 39.05 km persegi dan kepadatan penduduk 231 per km persegi. ( http://saburaijuakab.go.id/2016/index.php/en/kecamatan-raijua )
Tantangan dan potensi untuk Tabah
Data dinas pendidikan Sabu Raijua per 2015 terdapat 5 SD Negeri/Inpres di pulau Raijua dengan 37 guru dan siswa 1.006 orang terdiri dari laki-laki 524 dan perempuan 482 orang. Terdapat dua sekolah Dasar swasta yang dididik 22 orang guru dengan siswa 614 orang terdiri dari 218 siswa laki-laki dan perempuan 396.
Aktifitas Tabah
Sementara sekolah menengah pertama terdapat dua sekola SMP yang dididik 20 orang guru, jumlah siswa 451 terdiri dari 208 siswa laki-laki dan 243 siswa perempuan. Satu sekolah menengah atas dengan 9 guru PNS dan 13 tenaga honorer. Jumlah Siswa 224 orang terdiri dari laki-laki 106 orang dan perempuan 118 orang. Sedangkan, Taman kanak-kanak 1 unit dengan guru satu orang, 3 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan.
Melihat jumlah sekolah dan banyaknya Siswa tersebut, adalah suatu keharusan bagi sebuah taman baca untuk bisa diakses oleh para siswa dan masyarakat umum. Sebuah taman baca tanpa sekat perbedaan. Taman baca ini tentu bukan satu-satunya taman baca di pulau Raijua. Sekolah - sekolah telah punya namun Tabah akan menampilkan pelayanan yang berbeda dari yang lain. Penulis pun belum bisa menunjukkan data ada berapa sekolah yang tidak memiliki perpustakaan dan koleksi buku yang kurang memadai di pulau Raijua.
Jika melihat Indeks Pembangunan Manusia (IPM) kabupaten Sabu Raijua tahun 2014 adalah 52.51 dan pada 2015 sebesar 53.28. ( https://saburaijuakab.bps.go.id/ ). Menurut Badan Program Pembangunan di bawah PBB (United Nations Development Programme/UNDP) dalam laporan Human Development Report 2016 mencatat, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia pada 2015 berada di peringkat 113, turun dari posisi 110 di 2014, 2015 sebesar 0,689 dan berada di tingkat 113 dari 188 negara di dunia. IPM ini meningkat sekitar 30,5 persen dalam 25 tahun terakhir.
Hal ini menunjukkan masih tingginya kesenangan dikarenakan adanya sejumlah indikator yakni kemiskinan dan kelaparan, kesehatan dan kematian, akses layanan dasar. UNDP mencatat hampir lima juta anak tidak bersekolah dan anak-anak di Papua memiliki tingkat dikeluarkan dari sekolah yang tinggi.
Pulau Sabu Raijua. Inset: foto Penulis
Data Perpustakaan Nasional Republik Indonesia tahun 2015, menunjukkan dari 170.647 sekolah dasar di Indonesia, hanya 45,9% yang memiliki perpustakaan. Artinya, masih terdapat 92.215 sekolah dasar tanpa perpustakaan mayoritas di antaranya berlokasi di Indonesia Timur, seperti NTT, NTB, Sulawesi, Maluku, Ambon, dan Papua. https://m.kapanlagi.com/plus/12-perpustakaan-taman-bacaan-pelangi-untuk-2333-anak-di-flores-f4a0d0.html
Oleh karena itu, Kehadiran Tabah di bumi sejuta lontar itu akan memberikan dampak positif bagi pembangunan manusia di pulau yang berbatasan dengan benua Australia ini. Hanya dengan pendidikan dan membaca akan terbentuk pola pemikiran maju, bertindak lokal berwawancara nasional.
Akhir kata "Didiklah seorang perempuan menjadi cerdas, niscaya akan melahirkan generasi yang cerdas pula". Salam 'Tabah'. (PLH)
Dari para perintis Tabah untuk generasi yang cerdas menuju Indonesia Hebat dan Jaya. Raijua, 3 Juni 2017
Oleh Pelipus Libu Heo
Pernahkah kita bermimpi? Tentu semua mempunyai mimpi. Siapa yang ingin jadi guru, pilot, dokter, polisi? itulah kisah di masa kanak-kanak bahkan sampai SD ketika ditanyakan guru kita. Mimpi akan menjadi lebih menyenangkan kita ketika melihat dan membaca buku-buku inspirasi. Adapun secara kebetulan menemukan inspirasi dan impian lewat sebuah buku.
Kita tau, ada banyak buku yang menyajikan kisah heroik dan sosok inspirasi dari tokoh-tokoh Indonesia dan dunia. Bahkan ada orang yang menemukan inspirasi dari suatu kondisi sosial yang memprihatinkan. Itulah yang telintas dalam benak perintis Taman Bacaan Harapan (Tabah Raijua).
Taman Bacaan yang berlokasi di desa Bolua Kecamatan Raijua kabupaten Sabu Raijua ini dirintis atas keprihatinan ketersediaan dan akses buku bacaan bagi masyarakat Raijua. Pengalaman para perintis saat sekolah bahwa akses terhadap buku bacaan sangat sulit dijangkau, peminjaman dan kurangnya koleksi buku menjadi alasan kesulitan.
Papan nama taman bacaan Harapan Raijua
Dengan adanya Tabah ini diharapkan akan menjadi perpustakaan yang besar, mampu menginspirasi para siswa untuk berani bermimpi besar di pulau Raijua Karena dengan membaca akan membuka wawasan berpikir anak. Meski baru dirintis awal tahun 2017 ini, Tabah akan terus berinovasi dan berbenah untuk menambah koleksi buku dengan mendorong para pemerhati pendidikan untuk menjadi donatur.
Sampai dengan 2 Juni 2017, Tabah telah berhasil menghimpun ratusan judul buku bacaan anak sekolah dan umum dari sumbangan donatur. Walau jauh di selatan NKRI, di kabupaten ke 21 Otonom baru Tahun 2008 (UU Nomor 52 Tahun 2008 tanggal 26 Nopember 2008), yaitu pemekaran dari Kabupaten Kupang Propinsi Nusa Tenggara Timur ini, Tabah tetap berbesar hati menanti uluran tangan dari semua pemerhati pendidikan.
Perintis menyadari pula, masyarakat di Pulau Raijua yang kondisi penerangan listrik 1.884 kk terlayani dari 8. 965 KK. Selain itu, mayoritas masyarakat Raijua adalah petani rumput laut atau pembudidaya. Sebanyak 5.578 orang dari 2.459 KK adalah petani.
Pulau Raijua secara administrasi, Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Sabu, Selatan bernatasan dengan Samudera Indonesia. Timur berbatasan dengan Selat Raijua dan Barat berbatasan Laut Sabu. Luas wilayahnya 39.05 km persegi dan kepadatan penduduk 231 per km persegi. ( http://saburaijuakab.go.id/2016/index.php/en/kecamatan-raijua )
Tantangan dan potensi untuk Tabah
Data dinas pendidikan Sabu Raijua per 2015 terdapat 5 SD Negeri/Inpres di pulau Raijua dengan 37 guru dan siswa 1.006 orang terdiri dari laki-laki 524 dan perempuan 482 orang. Terdapat dua sekolah Dasar swasta yang dididik 22 orang guru dengan siswa 614 orang terdiri dari 218 siswa laki-laki dan perempuan 396.
Aktifitas Tabah
Sementara sekolah menengah pertama terdapat dua sekola SMP yang dididik 20 orang guru, jumlah siswa 451 terdiri dari 208 siswa laki-laki dan 243 siswa perempuan. Satu sekolah menengah atas dengan 9 guru PNS dan 13 tenaga honorer. Jumlah Siswa 224 orang terdiri dari laki-laki 106 orang dan perempuan 118 orang. Sedangkan, Taman kanak-kanak 1 unit dengan guru satu orang, 3 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan.
Melihat jumlah sekolah dan banyaknya Siswa tersebut, adalah suatu keharusan bagi sebuah taman baca untuk bisa diakses oleh para siswa dan masyarakat umum. Sebuah taman baca tanpa sekat perbedaan. Taman baca ini tentu bukan satu-satunya taman baca di pulau Raijua. Sekolah - sekolah telah punya namun Tabah akan menampilkan pelayanan yang berbeda dari yang lain. Penulis pun belum bisa menunjukkan data ada berapa sekolah yang tidak memiliki perpustakaan dan koleksi buku yang kurang memadai di pulau Raijua.
Jika melihat Indeks Pembangunan Manusia (IPM) kabupaten Sabu Raijua tahun 2014 adalah 52.51 dan pada 2015 sebesar 53.28. ( https://saburaijuakab.bps.go.id/ ). Menurut Badan Program Pembangunan di bawah PBB (United Nations Development Programme/UNDP) dalam laporan Human Development Report 2016 mencatat, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia pada 2015 berada di peringkat 113, turun dari posisi 110 di 2014, 2015 sebesar 0,689 dan berada di tingkat 113 dari 188 negara di dunia. IPM ini meningkat sekitar 30,5 persen dalam 25 tahun terakhir.
Hal ini menunjukkan masih tingginya kesenangan dikarenakan adanya sejumlah indikator yakni kemiskinan dan kelaparan, kesehatan dan kematian, akses layanan dasar. UNDP mencatat hampir lima juta anak tidak bersekolah dan anak-anak di Papua memiliki tingkat dikeluarkan dari sekolah yang tinggi.
Pulau Sabu Raijua. Inset: foto Penulis
Data Perpustakaan Nasional Republik Indonesia tahun 2015, menunjukkan dari 170.647 sekolah dasar di Indonesia, hanya 45,9% yang memiliki perpustakaan. Artinya, masih terdapat 92.215 sekolah dasar tanpa perpustakaan mayoritas di antaranya berlokasi di Indonesia Timur, seperti NTT, NTB, Sulawesi, Maluku, Ambon, dan Papua. https://m.kapanlagi.com/plus/12-perpustakaan-taman-bacaan-pelangi-untuk-2333-anak-di-flores-f4a0d0.html
Oleh karena itu, Kehadiran Tabah di bumi sejuta lontar itu akan memberikan dampak positif bagi pembangunan manusia di pulau yang berbatasan dengan benua Australia ini. Hanya dengan pendidikan dan membaca akan terbentuk pola pemikiran maju, bertindak lokal berwawancara nasional.
Akhir kata "Didiklah seorang perempuan menjadi cerdas, niscaya akan melahirkan generasi yang cerdas pula". Salam 'Tabah'. (PLH)
Dari para perintis Tabah untuk generasi yang cerdas menuju Indonesia Hebat dan Jaya. Raijua, 3 Juni 2017
Komentar
Posting Komentar