Hijau mendatangkan Kebahagiaan
Oleh Pelipus Libu Heo
Bagaimana bisa? Simak ceritanya, sebuah Kisah Menanam Bunga di pekarangan rumah.
"Barangsiapa menanam hendaklah Ia menuai". Kalimat bijak yang penuh makna. Artinya kalau tidak menanam maka kita mungkin menuai sesuatu. Banyak orang hanya ingin menikmati hasil akhir atau mengharapkan sesuatu namun tidak pernah melakukan. Sebuah tindakan instan yang tak perlu diperdebatkan.
Menanam pohon adalah sebuah hobby bagi beberapa orang. Tatkala baginya dari itu bisa mendatangkan keuntungan dan kebahagiaan tersendiri. Asalkan itu diamalkan dan disyukuri. Menanam memang perlu kesabaran karena menunggu kapan hasilnya agar bisa dinikmati. Pekarangan akan hidup hijau dan indah. Sejuk untuk melepas lemah dari rutinitas.
Menunggu, jika ditarik dalam kehidupan kawula muda adalah sesuatu yang membosankan. Bayangkan seorang anak muda menunggu di tepian pantai dengan hembusan angin sepoi-sepoi, berharap kekasih nya datang karena sudah janjian ketemu.
Namun ternyata, tiga jam berlalu tapi tak kunjung datang dan dikabarkan bahwa dirinya berhalangan. Adalah sesuatu yang membosankan. Belum lagi, masuk ke dalam pembicaraan serius. Berjanji dan menunggu untuk menikah. Lagi-lagi, ia pergi bahagia dengan orang lain. Ini adalah sebuah kisah yang pernah di tayang pada sebuah stasiun TV.
Berikut, sebuah cerita yang saya bagikan untuk kita semua. "Jika ingin melihat kupu-kupu maka carilah di taman bunga", jangan cari di tempat lain maka Anda tak akan menemukan. Sepenggal kalimat yang akan mengantarkan kita pada cerita ini.
Jika ingin melihat belalang maka tanamlah pohon atau bunga di pekarangan rumah. Ini adalah satu cara untuk memudahkan kita melihat dan menangkap belalang. Tak perlu berlari ke kebun atau hutan maupun Padang rumput. Karena di padang belum pasti kita temukan Belalang.
Menanam pohon di pekarangan adalah Sebuah langkah yang membutuhkan kesabaran. Tak hanya sabar, diperlukan ketulusan dalam menunggu. Niscaya maka hasil itu akan dinikmati. Tak sengaja, pagi yang indah. Seekor Belalang Sentadu ditemukan di depan pekarangan rumah pada bunga yang dua tahun lalu Penulis tanam. Belalang itu tampak tenang.
Penulis tak membayangkan Belalang ini begitu teduh, nyaman di sela-sela rimbunnya bunga itu. Belalang mungil yang belum tumbuh sayap ini tampak jinak ketika di potret (gambar 2). Sifatnya yang jinak ini seakan menyapa sang pemilik taman "terimakasih telah memberikan saya tempat untuk bertumbuh dan berkembang,"kira-kira kata hewan yang bisa memutar kepalanya hingga 180 derajat ini.
Memotret hewan yang bisa dihargai Rp. 25ribu per 120 ekor ini adalah suatu keuntungan sendiri bagi Penulis. Hidup di tengah padatnya penduduk kota Kupang Nusa Tenggara Timur seperti ini memang sulit untuk kita dapat melihat hewan unik. Belum lagi minimnya fasilitas hiburan seperti taman ataupun kebun binatang, sehingga memotret hewan ini adalah kebanggaan tersendiri.
Ilustrasi ini membawa kita pada kehidupan kawula muda yang menunggu sesuatu dengan kesal karena belum terjawab sesuai impian. Mungkin itu sesuatu yang berat bagi Anda namun cerita ini mengajarkan kita untuk sabar dan ikhlas. Bahwa untuk mendapatkan sesuatu perlu waktu dan perjuangan. Berjuang hingga tak pernah berkata aku tidak bisa. Namun tetap optimis bahwa aku bisa.
Hikmah dari cerita ini silahkan dipetik sendiri. Selamat beribadah Minggu buat umat Kristiani.GBU
Oleh Pelipus Libu Heo
Bagaimana bisa? Simak ceritanya, sebuah Kisah Menanam Bunga di pekarangan rumah.
"Barangsiapa menanam hendaklah Ia menuai". Kalimat bijak yang penuh makna. Artinya kalau tidak menanam maka kita mungkin menuai sesuatu. Banyak orang hanya ingin menikmati hasil akhir atau mengharapkan sesuatu namun tidak pernah melakukan. Sebuah tindakan instan yang tak perlu diperdebatkan.
Menanam pohon adalah sebuah hobby bagi beberapa orang. Tatkala baginya dari itu bisa mendatangkan keuntungan dan kebahagiaan tersendiri. Asalkan itu diamalkan dan disyukuri. Menanam memang perlu kesabaran karena menunggu kapan hasilnya agar bisa dinikmati. Pekarangan akan hidup hijau dan indah. Sejuk untuk melepas lemah dari rutinitas.
Menunggu, jika ditarik dalam kehidupan kawula muda adalah sesuatu yang membosankan. Bayangkan seorang anak muda menunggu di tepian pantai dengan hembusan angin sepoi-sepoi, berharap kekasih nya datang karena sudah janjian ketemu.
Namun ternyata, tiga jam berlalu tapi tak kunjung datang dan dikabarkan bahwa dirinya berhalangan. Adalah sesuatu yang membosankan. Belum lagi, masuk ke dalam pembicaraan serius. Berjanji dan menunggu untuk menikah. Lagi-lagi, ia pergi bahagia dengan orang lain. Ini adalah sebuah kisah yang pernah di tayang pada sebuah stasiun TV.
Berikut, sebuah cerita yang saya bagikan untuk kita semua. "Jika ingin melihat kupu-kupu maka carilah di taman bunga", jangan cari di tempat lain maka Anda tak akan menemukan. Sepenggal kalimat yang akan mengantarkan kita pada cerita ini.
Jika ingin melihat belalang maka tanamlah pohon atau bunga di pekarangan rumah. Ini adalah satu cara untuk memudahkan kita melihat dan menangkap belalang. Tak perlu berlari ke kebun atau hutan maupun Padang rumput. Karena di padang belum pasti kita temukan Belalang.
Menanam pohon di pekarangan adalah Sebuah langkah yang membutuhkan kesabaran. Tak hanya sabar, diperlukan ketulusan dalam menunggu. Niscaya maka hasil itu akan dinikmati. Tak sengaja, pagi yang indah. Seekor Belalang Sentadu ditemukan di depan pekarangan rumah pada bunga yang dua tahun lalu Penulis tanam. Belalang itu tampak tenang.
Penulis tak membayangkan Belalang ini begitu teduh, nyaman di sela-sela rimbunnya bunga itu. Belalang mungil yang belum tumbuh sayap ini tampak jinak ketika di potret (gambar 2). Sifatnya yang jinak ini seakan menyapa sang pemilik taman "terimakasih telah memberikan saya tempat untuk bertumbuh dan berkembang,"kira-kira kata hewan yang bisa memutar kepalanya hingga 180 derajat ini.
Memotret hewan yang bisa dihargai Rp. 25ribu per 120 ekor ini adalah suatu keuntungan sendiri bagi Penulis. Hidup di tengah padatnya penduduk kota Kupang Nusa Tenggara Timur seperti ini memang sulit untuk kita dapat melihat hewan unik. Belum lagi minimnya fasilitas hiburan seperti taman ataupun kebun binatang, sehingga memotret hewan ini adalah kebanggaan tersendiri.
Ilustrasi ini membawa kita pada kehidupan kawula muda yang menunggu sesuatu dengan kesal karena belum terjawab sesuai impian. Mungkin itu sesuatu yang berat bagi Anda namun cerita ini mengajarkan kita untuk sabar dan ikhlas. Bahwa untuk mendapatkan sesuatu perlu waktu dan perjuangan. Berjuang hingga tak pernah berkata aku tidak bisa. Namun tetap optimis bahwa aku bisa.
Hikmah dari cerita ini silahkan dipetik sendiri. Selamat beribadah Minggu buat umat Kristiani.GBU
Komentar
Posting Komentar