F. NAINGGOLAN PENGIBAR MERAH PUTIH PERTAMA DI SURABAYA

F. NAINGGOLAN PENGIBAR MERAH PUTIH PERTAMA DI SURABAYA.

Oleh Peter A. Rohi

Sesaat setelah proklamasi penguasa militer Jepang di Jawa mengeluarkan pengumuman untuk tidak menyiarkan berita proklamasi. Soalnya ia telah mendapat perintah untuk menjaga status quo, yaitu tidak boleh ada perkembangan di Hindia Belanda yang didudukinya sampai tiba sekutu melucuti dan mengambil alih.
Tapi di Jakarta, Bung Karno telah memerintahkan Riwu Ga dan Suwoko untuk menyebarkan berita itu ke seluruh Jakarta, walau hanya dengan sebuah megaphone. Soewoko yang memegang kemudi sebuah jeep terbuka , Riwu Ga, pemuda asal Pulau Sabu yang melambai2kan bendera merah putih  dan satu tangannya memegang megaphone.

Di Surabaya berita itu sampai ke meja para redaktur melalui pesan telegrafis. Ada larangan keras, tapi berita penting bagi bangsa ini perlu segera disiarkan. Maka seorang redaktur dari media Warta Surabaya Syu memberanikan diri menyiarkannya dalam bahasa Jawa. Begini: BAJAWARA

Kita bangsa Indonesia sarana iki, nelakake kamardikaning Indonesia. Bab-bab kang ngenani pamindahan panguwasa la lija-lijane ditindakake klawan tjara kang teliti lan ing dalam tempo ka saenggal-enggal e.

Djakarta 17 sasi 8 taoen 2605.
Atas namaning bangsa Indonesia
Soekarno / Hatta

Berita Proklamasi dalam bahasa Jawa itu tidak dimengerti oleh pihak Jepang, tetapi masyarakat sudah bisa memakluminya.bahwa kita sudah merdeka. Walau begitu tidak ada yang berani menaikkan bendera Sang saka Merah Putih. Baru pada Hari Minggu, 19 Agustus  dengan nekad F. Nainggolan, Agen Polisi III Tokubetsu Keisatsutai di Jalan Darmo  menurunkan bendera Jepang Hinomaru dan menggantinya dengan menaikkan bendera Merah Putih.

Inspektur Polisi Jepang yang melihat bendera merah putih berkibar sangat marah. Ia buru-buru menurunkan merah putih, tapi rakyat yang sudah lebih dulu senang adanya bendera negaranya datang berduyun-duyun. Dari jalan Darmo, dari Bubutan, Pandegiling, Wonokitri, Karangbulak, Kampung Malang, masyarakat berlarian merebut bendera merah putih dari tangan inspektur Jepang itu dan  mengibarkannya kembali.
Dua hari kemudian Inspektur Polisi Muhamad Jassin, seorang asal Pulau Buton memproklamirkan Kesatuan Tokubetsu Keisatsutai menjadi Polisi Istimewa Republik Indonesia.

Polisi Istimewa inilah yang mengawal pemuda dan mahasiswa yang diikuti massa rakyat secara resmi mengibarkan bendera merah putih di Gubernuran Surabaya 1 September 1945 mengikuti jejak dan  keberanian F. Nainggolan.

Sayang sekali Kantor Polisi di Jalan Darmo yang bersejarah itu sekarang sudah dijual pada pihak swasta. Kepolisian sekarang tidak tahu sejarah itu, juga pihak pembeli tidak peduli sejarah. Tidak ada tanda apa pun, bahwa di situ-lah pertama kalinya Merah Putih berkibar di Surabaya.

Foto: Kantor Polisi Jalan Darmo, Surabaya yang sekarang sudah dijual pada pihak swasta. Di sinilah pertama kali Agen Polisi F. Nainggolan mengibarkan bendera Merah Putih 19 Agustus 1945, pkl. 09.00.

Nota: Nama Fredy kepanjangan dari F. Nainggolan saya peroleh lama sekali dari seorang teman. Tolong diinformasi apakah nama ini benar atau huruf F adalah singkatan dari nama lain. Tks.

Tulisa ini telah dimuat pada facebook tanggal 4 Juni 2017

Komentar